Terdengar mirip, namun PCO dan PCOS adalah kondisi yang berbeda. Masih banyak wanita yang belum mengetahui perbedaan PCO dan PCOS saat ini. Kedua kondisi tersebut merupakan gangguang medis pada organ reproduksi wanita.
Organ reproduksi wanita terkadang tak luput dari risiko gangguan kesehatan, termasuk PCO dan PCOS. Lalu, apa sih PCO dan PCOS ini? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Apa itu PCO?
Polycystic ovaries (PCO) atau yang biasa disebut kista ovarium (ovarian cysts) adalah kondisi terdapat banyak sel telur atau ovum yang menempel pada indung telur atau dinding ovarium.
Umumnya wanita memiliki setidaknya satu buah kista (cyst), namun jika lebih dari satu cyst maka disebut dengan PCO. Terdapat tiga tipe PCO, yaitu:
- Dermoid cyst, sejenis kantung kencil yang tumbuh dan berisi lemak, rambut serta jaringan lain.
- Cystadenomas, jaringan sel non kanker yang tumbuh di bagian luar dinding ovarium
- Endometriomas, jaringan yang tumbuh di luar rahim dan membentuk kista
Polycystic ovaries kebanyakan disebabkan oleh fungsional cyst, yaitu kondisi folikel yang berisi sel telur tidak pecah yang mengakibatkan terbentuknya benjolan kecil di permukaan indung telur sehingga menjadi kista.
Apa itu PCOS?
Polycystic ovary syndrome (PCOS) merupakan gangguan hormonal yang dialami oleh wanita dewasa yang dapat menyebabkan sel telur sulit matang. Sel telur yang tidak matang itu gagal dilepaskan menuju rahim dan mengakibatkan terjadinya penumpukan di dalam ovarium. Kondisi ini disebut sebagai PCOS.
Hanya sedikit wanita yang mengalami kondisi PCOS, yaitu hanya 2,2% hingga 26,7% wanita usia 15 sampai 44 tahun.
PCOS disebabkan adanya gangguan metabolisme yang menyebabkan produksi hormone androgen atau hormone lelaki lebih banyak sehingga wanita yang mengidap PCOS kesulitan memproduksi sel telur atau sulit mematangkan sel telurnya.
Gangguan metabolisme tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor keturunan, resistensi insulin dan peradangan.
Gejala PCO dan PCOS
Perbedaan PCO dan PCOS yang selanjutnya adalah pada gejala yang muncul. Secara umum kasus PCO tidak menunjukkan gejala namun, jika pertumbuhan kista semakin banyak maka Anda akan mengalami gejala sebagai berikut:
- Nyeri perut saat haid atau sebelumnya
- Nyeri area panggul terutama saat bergerak
- Merasakan nyeri ketika berhubungan seks
- Nyeri payudara
- Mual dan muntah
- Perut terasa kembung dan bengkak
- Perut bagian bawah terasa penuh dan berat
Jika sudah merasakan gejala-gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter supaya PCO tidak semakin parah. Pada kasus PCO yang sudah parah, akan menunjukkan gejala sebagai berikut:
- Nyeri panggul tak tertahankan
- Pingsan
- Demam
- Pusing
- Napas terengah-engah
Jika muncul gejala tersebut dan tidak segera ditangani akan berisiko menyebabkan komplikasi penyakit yang lebih serius.
Berbeda dengan PCO, PCOS tidak menunjukkan gejala nyeri sehingga kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa dirinya mengalami PCOS. Kondisi ini biasanya baru diketahui setelah memeriksakan diri ke dokter karena mengalami kenaikan berat badan yang sulit dikontrol atau kesulitan hamil.
Polycystic ovary syndrome umumnya menunjukkan gejala berikut ini:
- Gangguan menstruasi
Wanita dengan kondisi PCOS biasanya mengalami menstruasi kurang dari 8 kali dalam setahun. Selain itu, pengidap PCOS juga bisa saja mengeluarkan darah dengan jumlah lebih banyak.
- Jerawat di berbagai tempat
Wanita yang mengidap PCOS akan tumbuh jerawat tidak hanya pada wajah, tetapi juga dada dan punggung dengan jumlah yang cukup banyak.
- Tumbuh bulu di tempat tidak biasa
7 dari 10 pengidap PCOS mengalami tumbuh bulu di area perut, dada hingga area wajah.
- Kulit gelap dan berminyak
Penderita PCOS akan mengalami gejala kulit berminyak dan semakin gelap, terutama di area leher, bawah payudara dan selangkangan.
- Kenaikan berat badan
Kenaikan berat badan berlebih adalah gejala paling umun terjadi pada penderita PCOS. 8 dari 10 penderitanya mengalami kondisi kenaikan berat badan berlebih.
Itulah perbedaan PCO dan PCOS yang perlu kamu ketahui. Jika kamu mengalami gejala-gejala yang sudah disebutkan, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Leave a Reply